Selasa, 29 November 2011

kisah pohon, daun dan angin


POHON

Alasan mengapa orang2 memanggilku “Pohon” karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Setelah itu, aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak 5 orang wanita ketika aku masih di SMA. Ada satu wanita yang aku sangat aku cintai, tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak memiliki wajah yang cantik, tubuh yang sexy, dsb, dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya, sangat menyukainya, menyukai gayanya yang innocent, imutnya, aku menyukai kepandaiannya dan kekuatannya. Alasan aku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia yang sangat biasa dan tidak serasi untukku. Aku juga takut, jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Aku juga takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya. Aku merasa dia adalah “sahabatku” dan aku akan memilikinya tiada batasnya dan aku tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia. Alasan yang terakhir, membuat dia menemaniku selama 3 tahun ini. Dia tau aku mengejar gadis2 lain, dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun.
Ketika aku mencium pacarku yan kedua, dan terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah dan berkata “lanjutkan saja” dan setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak .. dan merah ..
Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, but aku tertawa dengannya seharian. Ketika semuanya telah pulang, dia sendirian di kelas untuk menangis. Dia tidak tau bahwa aku kembali dari latihan sepakbola untuk mengambil sesuatu di kelas, dan aku melihatnya menangis selama sejam-an.
Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, aku tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget. Aku tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tau bahwa dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia, aku juga sedih.
Ketika aku putus dengan pacarku yang ke 5, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ada sesuatu yang ingi dia katakana pada ku. Aku cerita padanya tentang putusnya aku dengan pacarku dan dia berkata tentang dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang. Aku tau pria itu. Dia sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi dan menarik.
Aku tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatinya aku, tapi hanyabisa tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika aku sampai dirumah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat berat didadaku. Aku tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun tidak bisa.
Air mata mengalir dan aku jatuh menangis. Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya. Ketika upacara kelulusan, aku membaca SMS di Handphoneku. SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis.
SMS itu berbunyi, “Daun terbang karena Angin bertiup atau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal”.


DAUN

Selama SMA, aku suka mengoleksi daun2, kenapa? Karena aku merasa bahwa daun untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggaliselama ini membutuhkan banyak kekuatan.
Selama 3 thn di SMA, aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “Sahabat”. Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, Aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya – CEMBURU. Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan.
Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.
Aku menyukainya dan aku tau bahwa dia juga menyukaiku, but mengapa dia tidak mau mengatakannya? Sejak dia mencintaiku, mengapa diatidak yang memulainya dulu untuk melangkah?
Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku selalu sakit. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sakit.
Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi mengapa dia memperlakukanku dengan sangat baik ? diluar perlakuannya hanya untuk seorang teman.
Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati, aku tau kesukaannya, kebiasaannya. Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan aku seorang wanita untuk mengatakannya bukan ?
Diluar itu, aku mau tetap disampingnya, memberiknya perhatian, menemaninya, dan mencintainya. Berharap, bahwa suatu hari, dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu telphonenya setiap malam, mengharapkannya untuk mengirimku SMS. Aku tau sesibuk apapun dia, dia pasti meluangkan waktunya untuk ku.
Karena itu, aku menunggunya. 3 tahun cukup berat utnuk kulalui dan aku mau menyerah. Kadang aku berpikir untuk tatap menunggu. Luka dan Sakit hati, dan dilemma yang menemaniku selama 3 tahun ini.
Ketika diakhir tahun ke3, seorang pria mengejarku dia adalah adik kelasku, setiap hari dia mengejarku tanpa lelah. Dari penolakan2yang telah ditunjukkan, aku merasa bahwa aku ingin memberikan dia ruang kecil dihatiku.
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon. Akhirnya, aku sadar bahwa aku tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil dihatiku.
Aku tau Angin ini akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik. Akhirnya Aku meninggalkan Pohon, tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal.
“Daun terbang karena Angin bertiup atau Pohon tidak memintanya untuk tinggal”


ANGIN

Karena aku menyukai seorang gadis bernama Daun, karena dia sangat bergantung pada Pohon, jadi aku harus menjadi Angin yang kuat.
Angin akan meniup Daun terban jauh. Ketika aku pertama kalinya, ketika 1 bulan setelah aku pindah sekolah. I melihat seorang memperhatikan kami bermain sepakbola. Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman2nya memerhatikan Pohon. Ktika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu dimatanya. Ketika Pohon melihat kearah Daun, ada senyum dimatanya. Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti daun yang suka melihat Pohon. Satu hari, diatdk tampak, aku merasakan kehilangan.
Seniorku juga tidak ada saat itu, Aku pergi ke kelas mereka, melihat seniorku sedang memperhatikan daun. Air mata mengalir dimata daun ketika Pohon pergi, besoknya, aku melihat Daun ditempatnya yang biasa, memperhatikan Pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya. Menulis catatan dan memberikan kepadanya. Dia sangat kaget.
Dia melihat kearahku, tersenyum dan menerima catatanku. Besoknya,dia datang, menghampiriku dan memberiku catatan.
Hati daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena daun tidak mau meninggalkan Pohon. Aku melihat ke arahnya dengan kata2 tersebut dan pelan dia mulai berkata padaku danmenerima kehadiranku dan telp ku.
Aku tau orang yang dia cintai bukan aku,tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukai aku. Selama 4 bln, I telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya. Setiap kali dia mengalihkan pembicaraan .. tapi aku tidak menyerah, aku memutuskan untuk memiliki dia dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku. Aku bertanya,” apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas?”, dia berkata, “aku mengengadahkan kepalaku”.
“Ah?” Aku tidak percaya apa yang aku dengar.”Aku mengengadahkan kepalaku” dia berteriak. Aku meletakkan telp, berpakaian dan naik taxi ketempat dia, dan dia membuka pintu aku memeluknya kuat2.


“Daun terbang karena tiupan angin atau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal”.

Senin, 28 November 2011

Makalah Belajar Konsep (BDP)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Konsep adalah pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan dengan bahasa apa pun. Konsep bisa dinyatakan dengan ‘Hund’ dalam bahasa Jerman, ‘chien’ dalam bahasa Prancis, ‘perro’ dalam bahasa Spanyol. Jadi konsep adalah kata tunggal untuk mengartikan kata. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Jadi konsep belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperluas dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan dan ketrampilan yang di inginkannya. Belajar merupakan akibat antara adanya stimulus dan respon. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu apabila seseorang tersebut menunjukan perubahan perilakunya. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja dirancang.
Belajar merupakan suatu proses. Sebagai guru/calon guru,terkadang kita lupa akan hal tersebut sehingga bisa saja kita terlalu memaksakan pada anak didik kita. Apalagi, guru-guru yang sebelumnya tidak memiliki basis pendidikan keguruan. Terkadang guru-guru seperti itu tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan tentunya pencapaian hasil belajar peserta didik tidak mencapai level yang semula diharapkan.
Berangkat dari uraian di atas, pemahaman mengenai konsep pembelajaran dirasa perlu untuk guru dan calon guru.Bahwa pembelajaran memiliki beberapa landasan, bagaimana perkembangan konsep pembelajaran, dan faktor serta motivasi yang mempengaruhi hasil pembelajaran dirasa perlu dipahami agar nantinya kita menjadi calon-calon guru yang baik dan berkualitas.Guru yang berkualitas, tentunya akan menghasilkan anak didik yang berkualitas juga. Anak didik yang berkualitas nantinya dapat menjadikan bangsa kita ini menjadi bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

1.2. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dirumuskan dalam makalah ini diantaranya adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
2.      Apa saja yang menjadi teori belajar konsep?
3.      Bagaimana cara individu memperoleh konsep-konsep?
4.      Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat pencapaian konsep?
5.      Strategi apa saja yang akan diterapkan di kelas?

1.3.  Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.         Memahami mengenai pengertian belajar dan pembelajaran.
2.         Mengetahui tentang teori belajar konsep.
3.         Memahami cara individu memperoleh konsep-konsep.
4.         Mengerti mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pencapaian konsep.
5.         Mengerti mengenai strategi-strategi yang akan digunakan di kelas.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Hakikat Belajar
Belajar, pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat,mengamati, dan memahami sesuatu.Sejalan dengan konsep di atas Cronbach (Surya, 1979:28) menyatakan “Learning may be defined as the process by which a relatively enduring change in behavior occurs as result of experience or
practice”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditujukan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Witherington (1952) menyebutkan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan, atau pemahaman”.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang
menyangkut pengertian belajar sebagai berikut :
a. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
b. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.
c. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
d. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.

Rumusan di atas menyatakan bahwa proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintanganrintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan.Proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar,tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsure yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar,yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku.
Mengenai jenis perubahan tingkah laku dalam proses belajar ini, Gagne dan Briggs (1985:105),menyatakan bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan perubahan
dalam bentuk tingkah laku dalam aspek :
a) kemampuan membedakan;
b) konsep kongkrit;
c) konsep terdefinisi;
d) nilai;
e) nilai/aturan tingkat tinggi;
f) strategi kognitif;
g) informasi verbal;
h) sikap; dan
 i) keterampilan motorik

2.2  Teori Belajar Konsep
            Hal yang harus disadari saat ini adalah pentingnya belajar konsep tentang sesuatu. Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita berikan dari stimulus atau rangsangan yang ada di lingkungan kita. Konsep yang ada di dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia peroleh. Jika keadaannya demikian, sebagian konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini akan menjadi pondasi (building blocks) dalam struktur berpikir individu. Konsep-konsep inilah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah, mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan hal-hal lain yang ada keterkaitannya dengan apa yang harus dilakukan oleh individu.Definisi konsep menurut sebagian besar orang adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan abstrak. Menurut salah satu ahli, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Croser, 1984). Tujuh dimensi konsep menurut Flavell (1970) adalah:
·         Atribut
Setiap konsep memiliki sejumlah atribut yang berbeda. Contoh-contoh konsep yang harus mempunyaiatribut yang relevan, termasuk juga atribut yang tidak relevan, termasuk juga atribut yang tidak relevan. Contoh-contoh konsep meja harus mempunyai suatu permukaan yang datar dan sambungan-sambungan yang mengarah ke bawah yang mengangkat permukaan itu dari lantai. Atribut dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi, bentuk, atau dapat juga berupa fungsional.
·         Struktur
Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut atribut itu. Berikut tiga macam struktur yang dikenal :
a.        Konsep Konjungtif, yaitu konsep yang didalamnya terdapat dua atau lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep. Misalnya : seorang aktris adalah seorang wanita yang bermain dalam film. Dua atribut yaitu wanita dan bermain dalam film harus ada agar dapat mewakili konsep artis.
b.        Konsep disjungtif, adalah konsep yang didalamnya satu dari dua atau lebih sifat harus ada. Konsep paman merupakan konsep disjungtif. Paman dapat merupakan kakak, ibu, atau ayah seorang pria yang menikah dengan kakak wanita ayah atau ibu.
c.         Konsep relasional, menyatakan hubungan tertentu antara atribut konsep. Kelas sosial merupakan suatu contoh konsep relasional. Kelas sosial ditentukan oleh hubungan antara pendapatan, pendidikan, jabatan atau pekerjaan dan faktor lainnya.
·         Keabstrakan
Konsep-konsep dapta dilihat dan konkret atau konsep itu terdiri atas konsep konsep lain. Suatu segitiga dapat dilihat, keinginan lebih abstrak.

·         Keinklusifan
Hal ini ditunjukan pada jumlah contoh yang terlibat dalam konsep itu. Bagi seorang anak kecil, konsep kucing ditunjukkan pada seekor hewan tertentu, yaitu kucing keluarga. Bila anak itu telah mengenal beberapa kucing lainnya, konsep kucing akan menjadi lebih luas, termasuk lebih banyak contoh.
·         generalitas/keumuman
bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat terhadap konsep sayuran, selanjutnya konsep sayuran subordinat terhadap konsep tanaman dapat dimakan. Makin umum suatu konsep, makin banyak asosiasi yang dapat dibuat dengan konsep lainnya.
·         Ketepatan
Suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk membedakan contoh dengan noncontoh suatu konsep. Klausmeier (1977) mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep, mulai dari tingkat konkret ke tingkat formal. Konsep pada tingkat formal merupakan konsep yang paling tepat sebab pada tingkat ini atribut-atribut yang dibutuhka konsep dapat didefenisikan.
·         kekuatan atau power
kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu abstraksi mental dari pengalaman responsif terhadap stimulus.

2.3  Cara Individu Memperoleh Konsep – Konsep
Menurut teori Ausubel (1968), individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.
a.    Formasi Konsep
Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu. Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan merupakan suatu bentuk
belajar menemukan (discovery learning) melalui proses diskriminatif, abstraktif dan diferensiasi. Contoh pemerolehan konsep pada anak adalah ketika anak melihat benda atau orang yang ada di lingkungan terdekatnya. Misalnya, pada saat seorang anak yang baru berumur 2 tahun memanggil Bapak dan Ibunya pertama kali karena setiap hari Bapak dan Ibunya selalu bersama-sama anak tersebut. Anak menyebut diri yang memandikan dan meninabobokkan saat tidur adalah Ibu dan menggendong serta mengajaknya bermain adalah Bapak.

b.    Asimilasi Konsep
asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual, misalnya atribut dari gajah adalah hewan dan belalai. Dengan demikian anak dapat membedakan antara konsep gajah dengan hewan-hewan lain

2.4   Tingkat Pencapaian Konsep
Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88) adalah sebagai berikut:
1)        Tingkat konkret
Pencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu benda yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak bermain kelereng dan pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga anak mampu membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. Pada saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya.
2)        Tingkat identitas
Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya dengan melihatnya lagi.
3)        Tingkat klasifikatori
Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu membedakan antara apel yang masak dengan apel yang mentah.

4)        Tingkat formal
Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal.

2.5  Strategi Penerapan Konsep
Ada 2 strategi utama yang dapat digunakan untuk pembelajaran konsep, yaitu melalui pendekatan inkuiri dan pendekatan ekspositori. Pada pendekakatan inkuiri, para peserta didik dapat diperlihatkan sekelompok benda yang berbeda yang satu sekelompok benda yang merupakan contoh dari konsep yang ingin disampaikan, dan sekelompok benda yang lain merupakan yang bukan contoh dari konsep yang ingin disampaikan. Cara penyampaiannya dapat bermacam-macam dari pengkelompokkan secara tertulis atau melalui bentuk gambar maupun suara. Selanjutnya, para peserta didik diminta untuk melakukan permainan tebak-tebakan. Mereka diminta melengkapi kelompok benda yang merupakan contoh konsep dan juga yang bukan contoh konsep. Mungkin diantara mereka ada yang berhasil mengkategorikan kelompok benda yang contoh dan bukan contoh konsep tersebut, dan adapula yang tidak berhasil. Pada akhirnya, para peserta didik akan tergiring dan termotivasi untuk berfikir dan menemukan contoh-contoh dari konsep yang dimaksud yang mereka kembangkan sendiri. Pendekatan inkuiri lebih cocok digunakan untuk peserta didik di kelas-kelas awal SD, tentunya dengan bimbingan guru.
Strategi kedua untuk mengajarkan konsep adalah dengan pendekatan ekpositori. Berbeda dengan inkuiri, pada pendekatan ekspositori, peserta didik dimotivasi sejak awal untuk menemukan contoh-contoh yang dikembangkannya sendiri untuk mengkategorikan sebuah konsep. Namun demikian, tetap guru harus menjelaskan secara rinci tentang konsep yang dibicarakan. Pendekatan ekspositori lebih sesuai digunakan di kelas-kelas tinggi di SD, karena para siswa di kelas tinggi di SD sudah dapat diajak berpikir detil, dan komprehensif.





















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Belajar, pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
2.      konsep merupakan suatu abstraksi mental dari pengalaman responsif terhadap stimulus.
3.      individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.
4.      Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier (Dahar, 1996:88) adalaH tingkat konkret, tingkat klasifikatori, tingkat identitas,dan tingkat formal
5.      Ada 2 strategi utama yang dapat digunakan untuk pembelajaran konsep, yaitu melalui pendekatan inkuiri dan pendekatan ekspositori.

3.2   Saran
1.      Lebih memahami mengenai konsep pembelajaran dan,landasannya agar dapat menjadi guru/pengajar yang baik.
2.      Peka terhadap perkembangan peserta didik.
3.      Dapat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi peserta didik.
4.      Membangkitkan motivasi-motivasi pada peserta didik.
5.      Merencanakan proses pembelajaran agar terlaksana dengan baik.






DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum & Pembelajaran. 2006. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Dahan, Ratna Willis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga